Terdapat berbagai pilihan dalam merancang asesmen CPL.
Berdasarkan objeknya asesmen CPL dapat diberlakukan:
-
Untuk seluruh mahasiswa, umumnya dilakukan oleh program studi yang menjadikan asesmen sebagai wahana kontrol kualitas lulusan, yaitu seluruh mahasiswa diwajibkan memenuhi standar tertentu untuk seluruh CPL.
-
Secara sampling, dapat dilakukan dengan sampling mahasiswa dalam suatu kelas (misalnya sampling untuk mahasiswa dengan nilai baik, tengah, dan kurang), sampling kelas dalam suatu mata kuliah, ataupun kombinasi keduanya.
Berdasarkan model pelaksanaan asesmen CPL, setidaknya terdapat tiga pilihan, yaitu:
Model 1.
Nilai CPL sebagai akumulasi nilai mata kuliah pendukung CPL. Kelebihan dari metode ini adalah sederhana. Di tingkat mata kuliah tidak perlu terdapat perubahan dari praktik yang selama ini berlaku, yaitu tidak diperlukan pengukuran CPMK dan dosen cukup mengumpulkan nilai mata kuliah. Kelemahannya adalah model ini merupakan asesmen tidak langsung, karena dalam nilai mata kuliah terdapat berbagai macam komponen nilai CPL/CPMK yang diampu dan bisa jadi terdapat komponen nilai yang kurang mencerminkan pemenuhan suatu CPL, misalnya keaktifan mahasiswa di kelas dan presensi mahasiswa.
Gambar 1 Ilustrasi akumulasi nilai mata kuliah pendukung CPL
Model 2.
Nilai CPL sebagai akumulasi nilai CPMK pendukung CPL. Kelebihannya nilai CPL menjadi lebih komprehensif karena mencakup seluruh proses yang dilaksanakan mahasiswa. Kelebihan lain adalah mahasiswa dan juga dosen tidak membeda-bedakan antar mata kuliah karena semua memiliki peranan dalam pemenuhan CPL. Kelemahannya adalah model ini merupakan model dengan perhitungan yang paling rumit. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah perlu perubahan hingga level mata kuliah karena pada setiap mata kuliah harus dipastikan dilakukan pengukuran CPMK dan hasilnya perlu didokumentasikan. Karena kerumitannya pelaksanaan model ini akan sangat sulit jika tidak ditunjang suatu sistem informasi yang menampung seluruh nilai CPMK dan mengolah perhitungannya.
Gambar 2 Ilustrasi nilai CPL sebagai akumulasi dari nilai CPMK pendukung CPL
Model 3.
Asesmen CPL dilakukan melalui penugasan atau ujian khusus pada tahapan studi tertentu. Model ini merupakan pertengahan di antara model 1 dan model 2. Pada model ini mahasiswa diberi kesempatan untuk mengembangkan CPL pada beberapa mata kuliah sebelum diases pada suatu atau beberapa tahapan selama masa studi. Kelebihannya adalah tidak serumit model 2 dan perancangan asesmen CPL dapat dilakukan dengan lebih terfokus. Selain itu juga memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengalami asesmen formatif di beberapa mata kuliah penunjang CPL sebelum mengalami asesmen sumatif pada mata kuliah yang merupakan poin asesmen CPL. Kelemahannya adalah ada kemungkinan mahasiswa dan juga dosen membeda-bedakan antara mata kuliah yang merupakan poin asesmen dengan yang tidak.
Gambar 3 Ilustrasi asesmen CPL dilakukan melalui penugasan atau ujian khusus pada tahapan studi tertentu
Setelah diputuskan model mana yang dipilih, berikutnya adalah menentukan metode asesmen untuk masing-masing CPL. Berdasarkan bukti pembelajarannya terdapat dua metode asesmen CPL, yaitu
-
-
Asesmen CPL langsung, contohnya
-
Akumulasi hasil asesmen CPMK yang diperoleh melalui asesmen langsung
-
Capstone course : mata kuliah yang memberikan kesempatan mahasiswa mengaplikasikan akumulasi seluruh/sebagian besar capaian pembelajaran lulusan yang telah dikembangkan pada tahapan pembelajaran sebelumnya mengintegrasikan hasil pembelajaran pada tahapan sebelumnnya menjadi integrasi antara capaian pembelajaran yang telah dikembangkan secara terpisah-pisah pada mata kuliah pada tahapan pembelajaran sebelumnya
-
Tugas Akhir/skripsi
-
Departmental exam/ujian komprehensif
-
Uji sertifikasi kompetensi dari suatu lembaga sertifikasi yang relevan
-
Ujian kinerja/eksebisi yang melibatkan pihak eskternal
-
Tes terstandar
-
Portofolio
-
Asesmen CPL tidak langsung
-
Akumulasi nilai mata kuliah
-
Wawancara lulusan
-
Survey penelusuran alumni
-
Survey pengguna
-
Focus group discussion